Sabtu, 02 Juni 2012 0 comments

Rasanya Jauh dari Orang tua

   
   Yah beginilah jadi anak kos, hal yang paling disedihkan adalah kita merasa jauh dari orang tua. Apalagi seperti  aku yang Nota Bene  anak rumahan, dan masih kemanja-manjaan. Sudah hampir satu tahun  aku ngekos karena kuliah di Jogja, sedangkan  keluargaku di Jepara. Awalnya memang sangat berat ditinggal orang tua, harus beradaptasi dengan lingkungan kos dan kuliah, belajar mandiri, belajar menyelesaikan masalah sendiri, dan pastinya belajar ngirit, pokoknya nggak enak banget deh.

   Dan masalah itu muncul, misalnya ketika aku sakit aku harus berobat sendiri, minum obat begitu susah payah, namun situasi tersebut tidak akan terjadi jika aku berada di rumah. Jika aku sakit orang tua ku bersedia 24 jam mengantar aku berbobat, untuk minum obat pun tak perlu bersusah payah karena pasti ada buah untuk teman minum obat. Misalnya lagi kalau aku di rumah nggak perlu ngirit untuk makan, tapi kalau di kos aku harus sebisa mungkin untuk mencukupkan kiriman yang diberikan orang tuaku.

   Itulah  sedikit celotehku bagaiman rasanya jauh dari orang tua. Namun jika aku terus-terus bersikap seperti ini, aku tidak akan maju, tidak bisa hidup mandiri (padahal sudah jadi mahasiswa), dan tidak bisa menjadi tulang punggung keluarga (karena aku anak pertama). Untuk itu aku tidak mau berlarut-larut dengan sikapku ini, sudah saatnya berubah, menjadi pribadi yang dewasa, mandiri, dan bersikap mental positif. Karena ini adalah kehidupanku, maka dari itu aku harus berusaha membahagiakan kedua orang tuaku yang sudah sepenuh hati menyayangiku. Dan masalah kecil atau besar pun akan kuhadapi dan keselesaikan sendiri (jika aku bisa :D).
  "Hal sering aku lakukan jika aku mempunyai masalah adalah mensugesti diriku sendiri untuk tetap nyaman, dan berpikir bahwa aku suatu hari adalah orang yang besar, orang yang hebat dan masalah tersebut ku anggap masalah kecil, yang pasti bisa aku selesaikan dengan mudah. Namun tetap berdoa minta pertolongan kepada Allah pastinya."
   Semoga celotehku di atas dapat menjadi inspirasi buat temen-temen, yang juga merasa kesulitan jika jauh dari orang tua.



Thanks  for  reading :)
Kamis, 17 Mei 2012 0 comments

Dia

   
   Dia tidak tahu apa artinya cinta, dia tidak tahu rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya, dan dia juga tidak tahu kapan merasa jatuh cinta. Yang dia tahu hanyalah suka, suka dan suka kepada gadis, yang menurut dia cantik. Kata cantik dalam kamusnya adalah tolak ukur utama bagi dia dalam menilai seorang wanita, layaknya pandangan orang pada umumnya. Namun yang membedakan dia dari yang lain adalah, dia hanya mampu dan berani memuja diam-diam, dan tak berani mengungkapkan perasaan suka kepada gadis pujaannya. Ibarat parikan (pantun jawa) :
Bisa ngendhang ora bisa nyuling
Wani nyawang tapi durung wani nyandhing
Makna dari parikan di atas, adalah bahwa dia hanya berani melihat dan memandang wanita itu saja, namun belum berani untuk mengungkapkan persaannya jika dia suka pada wanita pujaannya.

   Suatu saat, hal yang tidak diinginkan olehnya terjadi, sesaat setelah mengambil Ijazah kelulusan SMA, gadis pujaannya tersebut tanpa sepengetahuannya telah menyebarkan undangan perinkahan. Dia pun merasa sedih, kecewa, dan yang lebih menyakitkan lagi dia mendapat jatah undangan pernikahan gadis pujaannya tersebut.

   Tak salah memang, dia kecewa dengan kejadian tersebut, sudah dua tahun lamanya dia telah memendam rasa suka kepada gadis tersebut. Sewaktu SMA, gadis tersebut adalah motivasi dan semangat belajar bagi dia. Bisa memandang dari jendela kelas pun, sudah merupakan kesenangan tersendiri baginya. Suatu malam, tepatnya malam minggu, gadis tersebut mengirim sms kepadanya, berbunyi "met malming plends" (bisa anak gaul getooo!). Dia terkejut sekaligus deg-degan melihat dan membaca sms dari gadis pujaannnya tersebut, dia pun membalas, "met malming juga,(enter) ni spa ya?" (pura2nya nggak tau namanya, padahal di buku kontaknya bertuliskan Just dream (hanya mimpi)). Dia tahu bahwa gadis yang dia puja selama ini hanyalah mimpi belaka, dan tidak mungkin dia dapatkan (Lha wong gadis tersebut sudah pacar koq, jadi kan nggak berani ndeketin). Sms mereka pun berkelanjutan walau hanya sebatas berkenalan saja. Sebenarnya si gadis tersebut mengirim sms kepada dia hanya mencari teman untuk bekerjasama dalam UN, dan kebetulan mereka satu paket soal.

   Semanjak setelah UN  mereka sudah putus hubungan, tidak pernah ada sms atau kabar, dan mereka terakhir bertemu di acara pernikahan gadis pujaannya tersebut. Suatu perpisahan yang menyakitkan bagi dia dan membahagiakan bagi si gadis tersebut. Entah mengapa pada tahun tersebut merupakan tahun yang memilukan baginya, sudah ditinggal nikah dan harapan masuk PTN pun kandas, karena gagal di SNMPTN.
   Meskipun wajahnya tampak ceria, namun hatinya menangis merana. Tak disangka, dia yang kesehariannya ceria, membuat orang lain bahagia, bisa juga menangis patah hati karena ditinggal cinta (padahal belum pernah pacaran, tapi koq bisa ya patah hati?).

Yah, itulah cinta. Orang bilang cinta tak harus memiliki, dan jika cinta telah meninggalkan kita. Setidaknya kita bersyukur kepada Tuhan, karena cinta ada di hati kita.



"Tetaplah mencintai, dan janganlah menunda rasa cinta, sebelum cinta benar-benar meninggalkan kita".










Thanks for reading :)
 
;